MAKALAH
FUNGSI
BIAYA, PENERIMAAN, BREAK EVENT POINT
DAN
TABUNGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Matematika
Ekonomi
Disusun
oleh
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI / TATA NIAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kepada ALLAH SWT, atas
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sampai
selesai yang membahas tentang: “Fungsi Biaya, Penerimaan, Break Event dan
Tabungan”.
Dengan tersusunnya makalah ini Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Ibu Selaku dosen mata kuliah Matematika Ekonomi telah membimbing
kami dengan baik. Kami sebagai Mahasiswa menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun guna perbaikan di kemudian hari.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Tasikmalaya, Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR
ISI.............................................................................................................
BAB
I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar
Belakang.............................................................................................
1.2 Rumusan
Masalah........................................................................................
1.3 Tujan
Makalah.............................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN..........................................................................................
2.1. Fungsi Biaya ...............................................................................................
2.1 Fungsi Penerimaan ......................................................................................
2.3 Analisis Pulang Pokok ................................................................................
2.4 Fungsi Tabungan .........................................................................................
BAB
III PENUTUP .................................................................................................
3.1. Kesimpulan .................................................................................................
3.2. Saran ...........................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam makalah ini membahas tentang
fungsi biaya(total cost) yang dikeluarkan oleh perusahan dalam operasi
bisnisnya yang terdiri atas biaya tetap dan biaya variabel. Untuk menghitung penerimaan
sebuah perusahaan dari hasil penjualan barang merupakan fungsi dari jumlah
barang yang terjual atau dihasilkan dengan menggunakan fungsi tabungan. Semakin
banyak barang yang diproduksi dan terjual semakin besar pula penerimaannya.
Untuk menghitung penerimaan dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk
mengetahui kondisi bisnis suatu perusahaan dengan analisis pulang pokok(break
event point). Dan untuk menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan
nasional yang secara umum yaitu dengan fungsi tabungan.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari fungsi biaya?
2. Bagaimana fungsi penerimaan dalam
3.
4. .
1.3
Tujuan Makalah
1. Untuk
mengetahui penjelasan dari fungsi biaya
2. Untuk
mengetahui bagaimana fungsi penerimaan dalam suatu perusahaan
3. Untuk
mengetahui analisi pulang pokok dalam sebuah perusahaan
4. Untuk
mengetahui bagaimana fungsi tabungan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Biaya
Biaya total (total
cost) yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam operasi bisnisnya
terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel.
Rumus biaya total: C = g (Q) = FC + VC = k + vQ
1.
Biaya Tetap(Fixed Cost), sifat biaya
tetap adalah tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Berapa unit pun
barang yang dihasilkan, jumlah biaya tetap dalam jangka pendek senantiasa tidak
berubah.
Rumus : FC = k
2.
Biaya variabel(Variable Cost) tergantung pada jumlah
barang yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan semakin
besar pula biaya variabelnya.
Rumus: VC = f (Q) = vQ
Keterangan
:
FC
: biaya tetap
VC
: biaya variabel
C
: biaya total
k
: konstanta
v
: lereng kurva VC dan kurva C.
Contoh Soal:
Biaya tetap yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan
sebesar Rp. 20.000,- sedangkan biaya variabelnya ditunjukkan oleh persamaan VC
= 100Q.
a. Tunjukkan persamaan dan kurva biaya totalnya!
b. Berapa biaya total yang dikeluarkan jika perusahaan
tersebut memproduksi 500 unit barang ?
Jawab :
Diketahui: FC=20.000 VC=100Q Q=500
Ditanyakan: a.
Persamaan dan kurva biaya total?
b. biaya total yang dikeluarkan?
Dijawab: C=
FC+VC
C= 20.000+100Q
C=20.000+100(500)
Jadi
perusahaan harus mengeluarkan biaya total sebesar Rp. 70.000, untuk memproduksi 500 unit barang.
2.2 Fungsi Penerimaan
Penerimaan sebuah perusahaan dari hasil penjualan
barang merupakan fungsi dari jumlah barang yang terjual atau dihasilkan.
Semakin banyak barang yang diproduksi dan terjual semakin besar pula
penerimaannya. Penerimaan total (total revenue) adalah hasil kali jumlah
barang yang terjual dengan harga jual per unit barang tersebut. Secara
matematik, penerimaan merupakan fungsi jumlah barang kurvanya berupa garis
lurus berlereng positif dan bermula dari titik pangkal.
R = Q x P = f (Q)
dalam menganalisis penerimaan selalu
dianggap bahwa perusahaan senantiasa berhasil menjual setiap barang yang
dihasilkannya, dengan demikian Q dalam R = f (Q) bukan saja melambangkan jumlah
barang dihasilkan tetapi juga melambangkan jumlah barang yang terjual.
Contoh Soal :
Harga jual produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan Rp. 200,- per
unit.
a. Tunjukkan persamaan dan kurva penerimaan total perusahaan tersebut !
b. Berapa besar penerimaannya bila terjual barang sebanyak 350 unit ?
Jawab:
R = Q x P
=
Q x 200
R = 200 Q
Bila Q = 350, maka R = 200 x 350 = 70.000.
2.3 Analisis Pulang Pokok (Break
Even Point)
Penerimaan
dan biaya merupakan variabel-variabel penting untuk mengetahui kondisi bisnis
suatu perusahaan. Bila diketahui penerimaan total (R) yang diperoleh dari biaya
total (C) yang dikeluarkan, maka dapat dianalisis apakah perusahaan mendapat
keuntungan atau mengalami kerugian.
·
Sebaliknya kerugian (profit positif, ….< 0) akan
didapat bila R < C, secara grafik hal ini terlihat pada area dimana kurva R
terletak di bawah kurva C.
Konsep
yang lebih penting berkenaan dengan R dan C adalah konsep “pulang pokok (break even
point)” yaitu konsep yang digunakan untuk menganalisis jumlah minimum produk
yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Keadaan pulang pokok (profit nol, …..=0) terjadi apabila R = C, artinya
perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula merugi. Secara grafik
hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan C.
Q* mencerminkan posisi tingkat
produksi/penjualan pulang pokok. Area disebelah kanan Q* merupakan area
keuntungan (….>0) sedangkan di sebelah kiri Q* merupakan area kerugian (….
< 0).
Contoh Soal
:
Bila biaya total yang dikeluarkan
perusahaan ditunjukkan oleh persamaan C=20.000+100Q dan penerimaan totalnya R =
200Q. Pada tingkat produksi berapa unit
perusahaan ini berada dalam posisi pulang pokok ? Apa yang terjadi jika
perusahaan tersebut berproduksi sebanyak 300 unit ?
Jawab
:
Kondisi pulang pokok akan terjadi apabila
….=0, dimana nilai …= R – C. Artinya R – C = 0 atau R = C.
R =C
200Q = 20.000 + 100Q
100Q = 20.000
Q = 200
Jika Q = 300
unit maka,
R = 200
(300) = 60.000;
C = 20.000 +
100(300) = 50.000
R – C =
60.000 – 50.000 = 10.000
Jadi apabila
perusahaan memproduksi sebanyak 300 unit maka perusahaan akan memperoleh
keuntungan sebesar 10.000. Posisi pulang pokok terjadi pada tingkat produksi
200 unit, R dan C sama-sama sebesar 40.000.
2.4
Fungsi Tabungan
Fungsi
tabungan menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan nasional yang secara
umum. Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:
S = g(Y) = So + sY
Keterangan,
So
: tabungan otonom
s
: MPS = …S/…Y
konstanta So
menunjukkan besarnya tabungan otonom (autonomous saving) merupakan
penggal kurva tabungan pada sumbu vertikal S. Koefisien “s” adalah Marginal
Propensity to Save merupakan lereng dari kurva tabungan.
Kurva konsumsi dan tabungan dapat digambarkan secara bersama-sama pada sistem
sumbu silang seperti di bawah ini,
Garis bantu Y = C + S yang membentuk sudut
450 merupakan penjumlahan grafik kurva C dan kurva S. Pada titik M
nilai S = 0, berarti seluruh pendapatan dialokasikan untuk keperluan konsumsi.
Di sebelah kanan titik M pendapatan lebih besar daripada konsumsi sehingga
kelebihan pendapatan tersebut bisa ditabung, hal ini tercermin dari positifnya
kurva S. Sedangkan di sebelah kiri titik M pendapatan lebih kecil daripada
konsumsi, berarti sebagian konsumsi dibiayai bukan dari pendapatan sendiri
melainkan dari sumber lain misalnya pinjaman. Dalam kondisi
ini t abungannya negatif (dissaving). Pada
titik O (0,0) seluruh konsumsi bahkan dibiayai bukan dari
pendapatan, besarnya konsumsi sama dengan tabungan negatif.
Contoh :
Konsumsi masyarakat suatu negara
ditunjukkan oleh persamaan C = 30 + 0,8 Y.
a. Bagaimanakah fungsi tabungannya ?
b. Bagaimanakah besarnya konsumsi jika
tabungan sebesar 20 ?
Jawab
:
a. S = Y – C
= Y – (30 + 0,8 Y)
S = - 30 + 0,2 Y
b. Jika besarnya S = 20 maka,
S = - 30 + 0,2 Y
20 = - 30 + 0,2 Y
0,2
Y = 50
Y = 250
Jadi besarnya konsumsi dengan tabungan sebesar 20 adalah C = Y – S = 230.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi
dengan menggunakan fungsi biaya, fungsi penerimaan, fungsi tabungan, analisis
pulang pokok(break event point, maka perusahaan dapat dengan mudah dalam
menghitung dan menyelesaikan suatu
kondisi suatu bisnis perusahaan.
3.2 Saran
No comments:
Post a Comment