Wednesday 10 February 2016

PENYUSUNAN TES PENGETAHUAN, ANALISIS BUTIR TES DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN SKALA SIKAP DAN PENILAIAN BERSKALA

PENYUSUNAN TES PENGETAHUAN, ANALISIS BUTIR TES DAN PENYUSUNAN INSTRUMEN SKALA SIKAP DAN PENILAIAN BERSKALA
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga



Disusun Oleh









      PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2015










KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar, dalam makalah ini kami membahas mengenai “Penyusunan Tes Pengetahuan, Analisis Butir Tes Dan Penyusunan Instrumen Skala Sikap Dan Penilaian Berskala”
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyususnan makalah ini dan kepada bapak yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata besar harapan kami, materi dalam makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca.


Tasikamalaya, November 2015



Tim penyusun,













DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah..............................................................................
B.     Rumusan Masalah........................................................................................
C.     Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.  Penyusunan Tes Pengetahuan Dan Analisis Butir Tes.................................
Ø Menyusun Tes Essay...............................................................................
Ø Menyusun Tes Obyektif..........................................................................
Ø Analisis Butir Soaltes Obyektif...............................................................
B.  Penyusunan Instrumen Skala Sikap Dan Penilaian Berskala.......................
Ø Skala Likert Dan Skala Thrustone...........................................................
Ø Penilaian Berskala (Rating Scales)..........................................................
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Penyusunan tes pengetahuan dalm kegiatan proses pembelajaran penjaskes, merupakan keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki bagi guru penjskes. Bentuk tes pengetahuan kepada siswa pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu tes essay dan tes obyektif.
Apa yang dimaksud dengan skala? Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subyek, obyek atau prilaku, dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif. Skala digunakan untuk me ngukur sikap nilai-nilai dan karakteristik lainnya.
Skala berbeda dengan tes , pengukuran siap dan instrumennya, mengukur mengenai derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki seseorang terhadap suatu subyek,obyek atau prilaku.

B.     Rumusan Masalah
1.       Bagaimana menyusun tes essay ?
2.      Bagaimana menyususn tes obyektif
3.      Bagaimana cara menganalisis butir soalobyektif ?
4.      Apa yang dimaksud dengan skala likert dan skala thrustone ?
5.      Bagiamana cara penialaian berskala (rating scale) ?

C.    Tujuan
untuk mengetahui penyusunan tes pengetahuan, analisis butir tes dan penyusunan instrumen skala sikap dan penilaian berskala.







BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyususnan Tes Pengetahuan Dan Analisis Butir Tes
Ø  Menyusun Tes Essay
Untuk mengukur kemampuan pengetahuan siswa, berupa penugasan materi pelajaran masih ada perbedaan pendapat tentang bentuk tes mana yang patut untuk di pakai apakah tes essay atau tes obyektif.kedua bentuk tes tersebut bisa kita pakai, tergantung dari tujuan dari tes itu dan kondisi jumlah siswa yang diukur.
a.    Karakteristik Tes Essay
Tes essay menghasilkann jawaban yang membutuhkan pertimbanagn secara subyektif dalam pemeberian skornya. Tes essay merupakan bentuk tes yang memiliki ciri-ciri yaitu si penjawab memiliki keleluasaan dalam memberikan jawaban, sedangkan pemberian skor dari setiap jawaban testee atas dasar pertimbanagn subyektif dari pemeriksa.
Pemakaian tes essay diasumsikan mampu mengukur kemampuan yang lebih kompleks dan tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Poleh karena itu kritik dari pemakai tes essay terhadap tes obyektif yaitu bahwa tes obyektif dianggapnya hanya mengukur pengetahuan yang dangkal,khususnya berupa fakta-fakta saja. Namun kritik ini dibantah oleh Baracht dan Hopkins (1970) dari studi mereka mengemukakan bahwa prestasi testee dalam tes obyektif dan tes essay dalam ini yang sama, keduanya mengukur faktor yang sama.
Sedangkan menegenai kelemahan tes essay , dapat di rangkum sebagai berikut:
a.       Penilaian antara penilai yang satu dengan penilai lainnya mungkin tidak ajeg atau berbeda-beda.
b.      Penilaian dipengaruhi oleh “holo effect”. Maksudnya dalam memberikan penilaian terhadap krakteristik tertentu dipengaruhi oleh karakteristik lainnya.
c.    Penilaian pekerjaan siswa dipengaruhi oleh penilaian-penilaian siswa sebelumnya.
d.   Tulisan yang kurang jelas akan mempengaruhi hasil penilaian.
e.    Tes essay hanya mengukur sebagian hasil dari penugasan materi karena jumlah soalnya relatif sedikit. Hal ini menyebabkan akan terjadi faktor kebetulan materi yang terlibat dalam tes itu sehingga validitasnya rendah.
f.     Tes essay, memerlukan dan membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam proses pemeriksaanya, sehingga dianggap kurang praktis.
Namun demikian tes essay banyak memiliki keuntungan antara lain:
a.       Yang membuat soal lebih mudah ketimbang menyusun tes obyektif.
b.      Penyiapan penyusunan soal tak banyak memakan waktu.
c.       Penggunanaan tes essay, dapat dihubungkan dengan tipe berfikir yaitu berfikir divergen dan konvergen. Tes essay ini lebih cocok untuk digunakan mengukur kemampuan  berfikir divergen.
d.      Tes essay lebih menojolkan kemampuan yang menghubungkan antara faktor dengan kemampuan memecahkan masalah.

b.      Perencanaan Soal
Dalam merencanakan soal yang akan diberikan kepada siswa, harus diperhatiakn kesesuaian jumlah soal dengan materi dan tujuan yng ingin dicapai. Oleh karena pada umumnya jumlah soalnya mat terbatas.selaian daripada itu keseimbangan alokasi materipun juga harus dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan jumlah soalnya.
Penentuan proporsi jumlah soal harus melihat posisi materi tersebut dalam konteks proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Mana materi merupakan kunci untuk menopang terhadap pencapain tujuan dan mana materi yang merupakan pendudukung dalam proses pencapaian tujuan. Atas dasar analisis itu maka ditetapkan butir-butir soal yang akan diujikan kepada siswa, guna mengukur tingkat kemampuan penguasaan materi tersebut.
Dalam tes essay ada beberapa tipe dalam penyusunan butir soalnya. Beberapa ahli mencoba mengembangkan brntuk tipe soal, seperti yang dikemukakan oleh weideman (1940), ia membedakan ada 11 tipe soal, yaitu (1) apa, siapa, kapan, yang mana, dimana (2) daftar (3) garis besar (4) memeriksa (5) membedakan (6) membandingkan (7) menjelaskan (8) mendiskusikan dan membahas (9) mengembangkan (10) menerangkan dan (11) menilai, ke-11 tipe soal itu merupakan variasi dari bentuk soal dari tes essay.

c.    Kriteria Penyusunan Tes Pengetahuan (Tes essay)
1.         Butir-butir tes hsrus mencankup materi materi-materi yang penting. Materi pokok/penting dalam bahan ajar itu, harus tercermin dalam butir-butir tes, yang akan diajukan kepada siswa.
2.         Butir-butir tes harus dapat memberikan interprestasi yang jelas terhadap informasi yang dikemukakan. Pengutaraan maslah/soal yang akan ditanyaka harus jelas ruang lingkupnya dn sasarannya. Sehingga siswa dapat dengan mudah menangkap isi atau makna dari materi yang ditanyakan , sehingga akan memberikan  arah jawaban yang akan dikemukakan oleh siswa dan siswa memahami tentang dari soal tersebut.
3.         Butir-butir soal, harus dapat membedakan antara orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui apa yang akan diukur.
4.         Tes essay harus disusun dari butir-butir soal yang telah diketahui tingkat kesulitannya.

d.   Beberapa Petunjuk Teknis Dalam Penyusunan Dalam Menyusun Tes Essay
Beberapa pengajaran yang dapat dipakai dalam menyususn tes essay, adalah sebagai berikut ;
1.         Berikan penjelasan yang cukup kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan tes essay.
2.         Buat persoalan yang menjurus kepada satu persoalan.
3.         Susunlah perencanaan yang mencakup tentang isi, jumlah waktu, kisi-kisi jawaban.
4.         Jangan menggunakan anak pertanyaan.
5.         Tentukan bobot skor bagi setiap soal (misalnya no.1 bobotnya 10, soal no.2 bobotnya 15). Penentuan bobot berdasarkan tingkat kesulitan dan jenjang kognitif yang akan di ukur.
6.         Berkaitan dengan penentuan bobot soal, maka kita harus menetapkan skor maksimum dari tes itu.

e.    Cara mengkoreksi tes essay
1.         Penyiapan kerangka jawaban bagi setiap soal, agar supaya penilaiannya ajeg bagi jawabannya yang diberikan oleh siswa satu dengan siswa lainnya pada butir soal yang sama.
2.         Periksa kembali kerangka jawaban dari setiap soal, jika perlu gunakan buku bahan ajar sebagai rujukan.
3.         Tenttukan besar skor dari setiap soal , berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan.
4.         Setelah itu barulah anda periksa dan nilai hasil pekerjaan siswa.
5.         Dalam memeriksa hasil pekerjaan siswa , sebaiknya periksa  soal nomor satu dulu dari semua jawaban siswa, baru kemudian soal nomor dua dan seterusnya.
6.         Jumlah skor dari setiap butir soal, untuk memperoleh skor total dari setiap siswa, jumlah skor ini merupakan skor yang diperoleh siswa itu secara keseluruhan dari tes essay.
f.          Cara menilai hasil belajar
Skor yang diperoleh dari tes essay dalam bentuk skor kasar, kemudian diolah dengan pendekatan acuan penilaian yang telah ditetapkan sebelum tes itu di laksanakan. Dalam penentun nilai hasil belajarb siswa bisa menggunakan penilaian acuan norma dan atau penilaian patokan.
Langkah-langkah yang yang harus ditempuh dalam menilai hasil belajar siswa dari bentuk tes essay adalah sebagai berikut :
1)        Cari nilai rata-rata dari kelompok siswa tersebut,dengan rumus :
Rumus :
Contoh :
Misalkan hasil dari 5 orang siswa sebagai berikut :
A=20
B=18
C=15
D=17
E=15
Jumlah skor : (20+18+15+17+15)= 85
Nilai rata-rata kelompok, dengan menggunakan rumus tersebut adalah :

2)        Cari simpangan baku (S) dari skor-skor tersebut, dengan pendekatan rumus:
      Untuk mendapatkan nilai simpangan bakunya digunakan format/bagan sebagai berikut:
subyek
Skor
A
B
C
D
E
20
18
15
17
15
3
1
-2
0
-2
9
1
4
0
4
JUMLAH
85
-
18

Arti unsur :
 = skor dikurangi nilai rata-rata
 = hasil skor dikurangi nilai rata-rata yang dikuadratkan
Ø  Menyusun Tes Obyektif
1.    Ciri-Ciri Tes Obyektif
untuk membedakan antara bentuk tes essay dengan tes obyektif,kita harus menguasai ciri-ciri setiap bentuk tes. Berdasarkan ciri-cirinya,kita akan mudah memahami bentuk dari suatu tes, apakah itu bentuk tes essay atau tes obyektif.
Adapun ciri-ciri tes obyektif adalah:
a.         Si penjawab bekerja terhadap tugas-tugas yang sudah distruktur secara sempurna.
b.         Testee mencari jawaban dari pemilihan yang telah disediakan. Jumlah butir soal cukup banyak dan mengukur materi cukup luas.
c.         Tiap soal dilengkapi kunci jawaban.

2.    Bentuk Tes Obyektif
a.         Tipe soal benar salah
b.         Tipe soal pilihan ganda
c.         Tipe soal menjodohkan
d.        Tipe soal isian pendek (jawaban siangkat)

a.    Tipe soal benar-salah
Tes benar salah adalah butir soal atau tugas yang berupa pernyataan yang jawabannya menggunakan pilihan pernyataan benar atau salah.
Contoh soal :
1). B-S                      : darah terdiri dari sel-sel darah atau plasma
2). B-S                      : ukuran bola volley 1 x 18 m
Kebaikan :
Keunggulan dari soal tipe benar-salah yaitu :
1). Secara relatif mudah disusun dan mencangkup bahan yang luas.
2). Administrasi pelaksanaantes mudah.
Kelemahan :
1). Memungkinkan dan mendorong si penjawab untuk menerka-nerka.
2). Tingkat keterandalan (reliabilitas)bentuk soal ini.
Beberapa petunjuk praktis dalam penyusunan soal
a.    Hati-hati terhadap kata-kata yang merupakan petunjuk-petunjuk khusus yang memungkinkan si teruji dengan mudah mengetahui kemungkinan jawaban.
b.    Hati-hati terhadap istilah-istilah mengenai tingkatbdan jumlah yang tidak jelass.
c.    Hati-hati terhadap pernyataan-pernyataan yang negatif.
d.   Hati-hati terhadap pernyataan yang mengandung lebih dari satu hubungan pengertian.
e.    Jumlah soal hendaknya cukup banyak.
f.     Jumlah soal yang dijawab dengan benar dan yang dijawab dengan salah harus seimbang
g.    Urutan soal yang harus dijawab densgn benar dan harus dijawab salah hendaknya tidak merupakan pola yang tetap.
b.   Tipe Soal Pilihan Ganda
Soal bentuk pilihan ganda ini terdiridari bentuk tubuh soal yang berupa suatu pernyataan atau suatu pernyataan yang belum lengkap,atau suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah kemungkinan jawaban.
Contoh bentuk soal:
1)   Soal yang batang tubuhnya berbentuk pernyataan
Berapa jumlah sisi kubus ?
A.  5
B.  4
C.  3
D.  6
E.   7
2)   Soal yang batang tubuhnya berbentuk pernyataan yang belum selesai
Luas lapangan bola voli adalah :
A.  6 x 9 m
B.  9 x 9 m
C.  9 x 18 m
D.  9 x 16 m
E.   8 x 9 m
3)   Soal yang pilihan jawabannya hanya satu yang benar
Bagaimana bentuk lapangan softball :
A.  Empat persegi panjang
B.  Segitiga sama sisi
C.  Bujur sangkar
D.  Jajar genjang
E.   Trapesium



Kelebihan
1.         Lebih fleksibel dan efektif daripada bentuk soal lainnya.
2.         Bentuk soal ini efektif untuk mengukur : (a) penguraian, informasi (b) perbendaharaan kata (c) pengertian-pengertian (d) aplikasi dari prinsip-prinsip (e) kemampuan untuk mengintrerprestasikan data.
3.         Kemampuan mahasiswa dalam hal membuat tafsiran, melakukan pemilihan : mendiskriminasikan, menentukan pendapat dan menarik kesimpulan dapat di ukur dengan sol bentuk ini.
Kelemahan
a.         Soal bentuk ini tidak dapat mengukur kemampuan mengorganisasikan bahan.
b.         Penyusunan bentuk soal ini lebih sukar dan banyak memakan waktu.
Beberapa petunjuk praktis dalam menyusun bentuk soal ini.
a.         Batang tubuh soal harus benar-benar merumuskan suatu masalah secara jelas.
b.         Masukanlah informasi yang amat penting ke dalam batang tubuh soal.
c.         Janganlah menambah di dalam batang tubuh soal kata-kata yang tidak ada hubungannya.
d.        Hendaknya ditekankan hanya ada satu jawaban yang benar atau yang yang paling benar
e.         Soal-soal yang di maksud untuk mengukur pengertian, pilihan atau kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip hendaknya disajikan dalam bentuk uraian.
f.          Hati-hati terhadap asosiasi-asosiasi yang menentukan.
g.         Hati-hati terhadap hubungan dinamika yang tidak tepat
h.         Hati-hati terhadap panjang pendeknya kalimat jawaban.
Hal-hal bersifat teknis
a.         Pilihlah jawaban yang salah hendaknya memuat isi masalahnya yang logis
b.         Pilihan jawaban yang disediakan sedikitnya 4 kemungkinan, atau kalua mungkin 5 atau lebih.
c.         Soal harus realistis
d.        Janagn memberikan kemungkinan jawaban yang nyatanya salah.
e.         Urutan letak jawaban yang benar hendaklah tidak merupakan suatu pola hidup tertentu, akan tetapi bervariasi

c.    Tipe soal menjodohkan
Dalam bentuk sosial menjodohkan ini, disediakan dua kelompok bahan dan orang yandg ditesharus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara bahan yang terdapat pada kelompok pertama dan yang terdapat pada kelompok kedua.
Contoh bentuk soal:
Kelompok A
.......1. Luas lapangan bola voli.
.......2. jumlah pemain yang bermain dalam satu team bola basket
.......3. jumlah pemain yang bermain di satu team sepakbola.
.......4. alat untuk mengukur kekuatan lengan
.......5. alat untuk mrngukur endurance.
.......6. speed seseorang pelari diukur dengan cara.


Kelompok B
A.    12 orang
B.     6 orang
C.     9 orang
D.    Lari 12 menit
E.     9 x 18m
F.      11 orang
G.    Push-up
H.    Lari 60 m
I.       9x

Kelebihan
1.    Soal bentuk ini merupakan cara yang mantap dan efisien untuk mengukur informasi yang berbentuk fakta dari suatu pengertian, huungn antara simbol-simbol dengan campuran tertentu.
2.    Soal-soal bentuk ini dapat disusun dengan mudah.

Kelemahan
Soal ini sering kali hanya menekankan faktor ingatn saja dan kurang dapat dipakai untuk mengukur panguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memperhatiakn dan menyusun soal:
1.    Dalam penyusunan soal bentuk ini,bagian-bagian yang disusun itu harus homogen.
2.    Jumlah pilihan jawaban harus lebioh banyak dari hal yang merupakan pertanyaan.
3.    Bagian-bagian pertanyaan hendaknya pendek-pendek.
4.    Bagian-bagian dari soal itu disusun dalam urutan yang logis.
5.    Petunjuk harus menggambarkan bagaimana penjodohan itu dilakukan dan harus menyatakanapakah suatu pilihan jawaban dapatdigunakan sekali saja atau lebih
d.   Soal bentuk melengkapi isian dan jawaban pendek
Kebaikan
1.    Mudah disusun
2.    Cocok untuk mengukur perbendaharaan bahasa,nama-nama, tanggal, tahun, pengertian-pengertian.
Kelemahannya
Pengertian-pengertian yang komplek dan aplikasi-aplikasi sukar diukur dengan bentuk soal ini.

Hal-hal yang diperhatiakan dalam mempersiapkan dan menyusun soal bentuk ini.
1.              Hati-hati terhadap soal-soal isianyang terbuka.
2.              Titik-titik lebih baik diletakkan pada ujung pernyataan daripada di depan.
3.             Jika masalahnya memerlukan jawaban yang berupa angka, nyatakanlah kesatuan-kesatuan tertentu dari perhitungan itu.

3.    Prosedur penyusunan teks obyektif
a.              Harus merumuskan tujuan tes.
b.             Menentukan ruang lingkup materi tes.
c.              Harus menyusun tabel spesifikasi atau kisi-kisi.
d.             Menyusun butir-butir soal.








Ø  AnalisButir Soal Tes Obyektif
A.    Pengertian Dan Tujuan
Tes berbentuk obyektif di pergunakan untuk mengukur kemampuan dasar,kecerdasan,prestasi biasanya terdiri dari beberapa pertanyaan.Tiap-tiap pertanyaan di sebut butir soal,dan butir-butir soal merupakan unsur daritess.Agar supaya tes yang di susun itu merupakan tesyang baik dan memenuhi kriteria,maka butir –butir soal harus merupakan butir-butir soal itu baik atau tidak,maka perlu dianalisis terlebih dahulu,untuk menganalisis butir-butir soalyang telah di susun atau dibuat itu dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain yakni dengan pertimbangan yang logis dan analisis empirik,berdasarkan jawaban terhadap butir-butir tes tersebut.
Analisis butir soal adalah suatu prosedur yang sistematis yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus pada butir-butir soal yang di susun.
Menurut sumarso (1978) tujuan menganalisis butir soal adalah.
1.    Untuk mengkatagorikan butir soal, sebagai butir soal yang baik dan butir soal yang masih memerlukan penyempurnaan.
2.    Untuk membantu dalam memperbaiki butir-butir soal yang memerlukan penyempurnaan
3.    Untuk memilih butir-butir soal yang baik dalam penyusunan naskah tujuan.

Sedangkan manfaat dan analisis butir soal terhadap butir-butir soal yang telah disusun, adalah:
1.              Diperolehnya gambaran tentang keadaan butir-butir soal yang telah disusun.
2.              Dapat diidentifikasi butir-butir soal yang jelek
3.             Diperoleh beberapa informasi yang dapat digunakan untuk menyempurnakan butir-butir soal guru guna kepentingan lebih lanjut.

B.  Cara menganalisis butir soal tes obyektif
Analisis butir soal yang disajikan ini adalah analisis butir soal tes obyektif bentuk tes pilihan ganda (multiple choice) dengan 4 pilihan. Pembatasan ini dikemukakan agar diketahui bahwa hingga kini baru bentuk tes pilihan gandalah yang sering di analisis, oleh karena itu sering digunakan dalam ujian semester maupun ujian akhir dari suatu program.
Sebelum membicarakan beberapa pengertian dan langkah-langkah sebagaimana cara menganalisis butir soal, maka perlu diketahui mengenai beberapa tekniknya.


Teknik analisis butir soal
1.             Indeks kesukaran
a.         Indeks rata-rata
b.        Indeks kesukaran linear
c.         Indeks davis
d.   Indeks bivariat
2.             Indeks validitas
a.    Indeks diskriminasi
b.    Indeks korelasi
3.             Indeks reliabilitas
a.    Indeks korelasi gasal genap
b.    Indeks korelasi belah dua
c.    Indeks korelasi tes-retes
4.             Pola jawaban

a.    Indeks Kesukaraan Butir Soal
Soal yang baik adlah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar, soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal sukar akan menyebakan siswa putus asa dan tidak semangat untuk mecoba lagi karena jangkauannya.
Bilangan yang menunjujkan mudah atau sukarnya suatu soaldisebuit indeks kesukaran butir soal. Indeks kesukraan butir soal ini berkisar antara 0,0 sampai 1,0. Indeks keskuraan 0,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu sukar, sebaliknya indeks kesukraan butir soal 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah.
Jadi semakin mudah suatu soal , akan semakin besar indeks kesukaran butir soalnya. Karena itu sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai “indeks kemudahan butir soal “. Akan tetapi karena telah disepakati bersama bahwa meskipun tinggi indeks kesukarannya semakin mudah soalnya, tetap dipakai istilah indeks kesukaraan butir soal.
Adapun rumusindeks kesukaraan butirsoal adalah sebagai berikut :

b.        Indeks Diskriminasi (Daya Beda) Butir Soal
Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara pengikut tes yang berkemampuan tinggi dengan pengikut tes yang berkemampuan rendah.
Angka yang menunjukan besarnya daya beda disebut Indeks daya beda atau Indeks deskriminasi butir soal.Indeks deskriminasibutir soal,berkisar antara ±1.Makin tinggi indeks deskriminasinya,maka butir tes itu makinbaik.Sebagai gambaran bahwa indeks deskriminasiitu mencapai + 1,0 ; -1,0 , maka dapat dibandingkan antara kelompok atas dan kelompok bawah.Kelompok atas adalah siswa yang memperoleh skor tinggi dan kelompok bawah para siswa yang memperoleh skot rendah.Penjelasan pembagian kelompok atas dan bawah akan di bahas sendiri.
 Jika seluruh kelompok dapat menjawab suatu soal dengan benar,sedangkan seluruh kelompok bawah menjawab salah,maka soal tersebut mempunyai indeks daya beda yang paling kecil,yaitu 1,0.Tetapi jika siswa kelompok atas dan kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sam salah,mka soal tersebut mempunyai indeks daya beda : 0,0 karena tidak mempunyai beda daya sama sekali.
  Jika sutau soal,indeks daya bedanya menunjukan angka negatif,sebaiknya soal-soal tersebut dibuang saja.Sebab angka negatif menunjukan bahwa soal-soal tersebutb memiliki daya beda yang terbaik yaitu kelompok atas (pandai) malah tidak dapat mengerjakan soal tersebut,sedangkan kelompok bawah dapat mengerjakan dengan betul.
Adapun rumus indeks daya beda butir soal adalah sebagai berikut :
Keterangan :
D  =Indeks daya beda atau indeks diskriminasi butir soal
JA =Jumlsh peserts kelompok atas
JB =Jumlah peserta kelompok bawah
BA= Banyaknya kelompok atas yang menjawab butir soal dengn benar
BB=Banyak kelompok bawah yang menjawab butir soal dengan benar
PA=Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar(P= indeks kesukaran butir soal)
PB= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar



Langkah-langkah untuk mencari atau menghitung indeks daya beda butir soal adalah sebagai berikut :
a.Menyusun ranking hasil tes itu secara keseluruhan,mulai dari sekor yang tertinggi sampai skor terendah.
b.Cara menentukan kelompok atas dan kelomopok ,dengan ketentuan sebagai berikut :
a)      Untuk Sampel Kecil
Seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Dengan cara seluruh pengikut dideretken mulai dari pengikut yang mendapatkan skor teratas sampai pengikut yang mendapatkan skor teratas samapi pengikut yang mendapatkan skor paling bawah.kemudian dibagi dua sama besar. Atau dengan menggunakan median, dengan median ini peserta yang mendaptkan skor di atas median, dengan median ini peserta mendapatkan skor di bawah median digolongkan kelompok bawah.
b)      Untuk Sampel Besar
Mengingat biaya, tenaga dan waktu untuk analisis, maka untuk kelompok besar biayanya untuk menetapkan peserta tes sebagai kelompok atasdan kelompok bawah, hanya diambil 27% skor teratas sebagai kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah. Caranya : ambilah satu per satu pekerjaan peserta tes dari yang memperoleh skor tinggi kebawah sampai diperoleh sebanyak 27% dari seluruh pserta tes.Demikian juga ambilah satu pekerjaan peserta tes dari yang memperoleh skor terendah ke atas sampai diperoleh 27% dari seluruh peserta tes.

c)    Indeks Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah suatu keajegan ( ketetapan/kemantapan) suatu alat pengukur yang bila alat pengukur tersebut ( dalam hal ini tes ) dipergunakan untuk mengukur, selalu memberikan hasil ajeg (tetap/mantap).
Pengertian reliabilitas tes ini menyangkut pertanyaan : sampai seberapajauh pengukuran yang dilakukan berulang-ulang terhadap tester atau sekelompok peserta tes yang sama, memberikan hasil yang relatif tidak mengalami perubahan. Bila hasil-hasil pengukuran itu dapat selalu sama, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur atau tes itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Angka yang menunjukan besarnya reliabilitas tes disebut indeks reliabilitas tes atau kodefisien korelasi tes. Koefisien adalah hasil perhitungan yang biasanya deberi simbol “T”.

d)   Pola Jawaban Butir Soal
Yang dimaksud dengan pola jawaban butir soal adalah distribusi testee dalam hal menentukan jawaban pada tes bentuk pilihan ganda. Pada jawaban butir soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban (alternatif) : A, B,C,D atau yang tidak memilih pilihan manapun disebut omit atau disingkat “O’.
e)    Realibilitas Tes
Realibilitas adalah derajat atau keajegan suatu tes atau alat pengukur, yang apabila tes itu (alat ukur) itu dipergunakan hasilnya memberikan keajegan atau kemantapan.
Ukuran tinggi rendahnya derajat keterandalan sutu tes disebut indeks reliabilitas yang digambarkan melalui koefisien korelasi dari tes itu. Besarnya indeks reliabilitas berkisar antara-1,0  sampai + 1,0. Apabila hubungan itu sempurna dan searah, maka nilai indeks reliabilitas adalah (Γ) =1,0 sedangkan apabila itu sempurna tetapi berlawanan arahnya maka nilai indeks reliabilitasnya (Γ)= -1,0. Bila (Γ) itu = 0,0 maka berarti tidak adabubungandari kedua variabel tersebut.
Adapun rumus indeks reliabilitas tes atau koefisien tes adalah dari kedua variabel tersebut.
.

















B.     Penyusunan Instrumen Skala Sikap (Attitude Scales) Dan Penilaian Berskala (Rating Scales)
Ada empat skala tetap yang sering digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap subyek , obyek atau prilaku,yaitu :
1.                Summated Rating Scales (Likert Scales)
2.                Equal-Spearing Scales (Thrustone Scales)
3.                Cummulative Scales (Guttman Scales)
4.                Sematiuc Differential Scales
Dalam naskah ini, yang dipaparkan hanya skala likert dan skala Thrustone saja.

a.      Skala Likert  ( Summated Rating Scales )
Suatu skala untuk menilai sikap seseorang terhadap suatu topik . cara memberikan nilai terhadap suatu pernyataan dari suatu topik. Dilakykan dengan menyatakan sikapnya itu ke dalam lima alternatif pilihn jawabn yaitu:
1.         Sangat  setuju
2.         Setuju
3.         Tiada pendapat
4.         Tidak setuju
5.         Sangat tidak setuju
Skala likert disusun dari sejumlah pernyataan-pernyataan tentang suatu obyek , sebagian dari pernyataan itu mengekpresikan sikap yang menyenangkan dan sebagian lagi pernyataan-pernyataan itu tidak menyenangkan.
Pemberian bobot skala skor pada setiap kategori pernyataan tes, dilakukan dengan pemberian bobot, terhadap lima alternatif pilihan jawaban yaitu :
a.    Untuk pernyataan yang positif pemberian bobot pada setiap alternatif jawaban yaitu : 5, 4, 3, 2, 1. Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju deberi skor 5, setuju diberi skor 4, tiada pendapat diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, sanat tidak setuju diberi skor 1.
b.    Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap alternatif pilihan jawaban, dengam urutan : 1, 2, 3, 4, 5 untuk alternatif pilihan jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, tiada pendapat 3, tidak setuju 4, sangat setuju diberi 5.



Contoh saampel pernyataan pada sikap terhadap mata pelajaran Matematika.
NO
Pernyataan
JAWABAN


SS
S
N
TS
STS

1.
Matematika merupakan mata pelajaran yang saya senangi disekolah
5
4
3
2
1

2.
Saya tidak suka matematika dalam bentuk apapun
1
2
3
4
5


b.      Skala Thrustone
pada skala Thurstone dalam menilai sikap tentang suatu topik melalui pernyataan-pernyataan , yang berindikasi mulai dari sangat menyenangkan- netral- sangat tidak menyenangkan. Rentang kategori nilai skor setisp pernyataan terdiri dari 11 kategori., yaitu :
A           B          C         D        E       F    G       H         I          J          K
1            2           3             4            5          6           7          8           9          10      11

KETERANGAN :
1 – 4 = menyenangkan
5 – 7 = netral
8 – 11 = tidak menyenangkan
Analilisi skala butir nilai butir-butir pernyataan :
a.       Tentukan jumlah penilai dari setiap kategori untuk setiap penyataan
b.      Tentukan skala nilai dari setiap pernyataan dengan pendekataan statistika dengan rmusu median
c.       Mebcari nilai median dari setiap butir penyataan. Nilai inilah merupakan nilai skala ( scale value ) dari pernytaan itu.
Contoh : cara mencari skala nilai (scale value ) pernyataan.
kategori
Kategori nilai
Penilai (responden)
D
C
B
A
4
3
2
1
16
32
28
4
JUMLAH

80

Median = 2,5+  (Rumus Median)
           =2,5 + (8/32) 1
          = 2,5+0,25 =2,75
nilai median 2,75 merupakan skala nilai untuk pernytaan no 1, nilai 2,75ini, merupakan nilai skala ( scale value ) dari butir pernyataan tersebut pada posisi nilai positif-negatif kontinu.
Untuk mencarai nilai skala, butri-butir pernyataan lainny,dilakukan dengan cara perhitungan sepeerti di atas, sehinnga semua butir-butir pernyataan pada skala sikap tersebut, dapat diketahuinilkai skalanya.
Untuk menentukan skor skala sikap terhadap suatu obyek , dilakuakan dengan cara mencari nilai rata-rata, dari nilai skala butir-butir pernyataan yang terdapat pada skala siakp tersebut.

Perbandingan Skala Likert Dengan Skala Thrustone
Skala Likert dan Thrustone banyak memiliki berbagai keuntungan. Skala Likert penyusunan sederhana dan dari beberapa studidi jumpai lebih reliabel. Keuntungan utama dari skala Thrustone, yaitu lebih banyak memiliki intreprestasi secfara absolut terhadap skala skornya, sedangkan skala likert dalam menginterprestasikan skala skornyabersifat relatif. Skala likert dalam membuat rangking individu mengenai sikap menyenangkan terhadap suatu obyek , memiliki ketebatasan dalam informasi mengenai rasa senang daripada lainnya.






Ø  Penilaian Berskala (Rating Scales)
Penilaian berskala , cocok digunakan untuk menilai prilaku seseorang atau performance. Tipe penilaian ini dilakukan dalam bentuk point yang tersebar secara continues atau dalam bentuk katagori yang didiskripsikan karakteristiknya dan setiap katagori.
Salah satu tipe penilaian skala berbentuk ‘Grafic Scale’. Dimana sipenilai menuliskan tanda silang (X) atau (V) paling sesuai pada point yang terletak secara horizontal mulai dari prilaku ekstrim lsinnys ( dari yang terendah ke yang tinggi ).
Penilai dapat pula menepatkan tanda check (V), pada point-point yang terletak pada garis yang kontinu, cara ini disebut “Numerical Rating Scale”
Tipe yang kedua rating scale yaitu catagory scale. Banyaknya katagori pada umumnya berkisar 5 – 7 katagori. Tiap katagori memiliki krakteristik tersendiri dari suatu obyek yang akan dimiliki.
Rating Scale, sering pula digunakan untuk memulai keterampilan pada cabag olahraga beregu dan hasil penilaian ini dapatdigunakan untuk menyususn ranking para pemain dari cabang olahraga beregu,misalnya cabang olahraga sepakbola, bola voli, hoki, bola tangan dan sebagainya. Selain dari itu data dari hasil penilaian berskala , dapat digunakan untuk melengkapi hasil penilaian yang diperoleh dari tes obyektif.
Dalam olahraga beregu banyak aspek yang tak dapat di ukur secara obyektif, misalnya dalam cabang olahraga bola basket, yaitu :
a.       Kemampuan seseorang mencegat bola yang dioperkan.
b.      Melakukan blik terhadap orang yang menembak ke keranjang.
c.       Menerima bola dari hasil rebound.
Dengan menggunakan rating scale , maka aspek-aspek tersebut dapat diamati dan dicatat. Data tersebut dapat digunakan untuk melengkapi dalam penilaian performance seseorang dalam cabang olahraga tersebut.






BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Tes essay, merupakan salah satu bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif dengan menekankan kepada pengukuran daya nalar.
Tes obyektif terdiri dari beberapa tipe yaitu : tipe soal benar salah,pilihan ganda, menjodohkan, dan tipe soal isian pendek.
Analisis butir soaldapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cra pertimbanagan yang logis dan cara anlisis empirik .
Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subyek, obyek atau prilaku, dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif. Skala digunakan untuk me ngukur sikap nilai-nilai dan karakteristik lainnya.
Penilaian berskala , cocok digunakan untuk menilai prilaku seseorang atau performance. Tipe penilaian ini dilakukan dalam bentuk point yang tersebar secara continues atau dalam bentuk katagori yang didiskripsikan karakteristiknya dan setiap katagori.







DAFTAR PUSTAKA
Narlan, Abdul, ( 2015), Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga, Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi,Universitas Siliwangi.


No comments:

Post a Comment