PENYUSUNAN TES PENGETAHUAN, ANALISIS BUTIR TES DAN
PENYUSUNAN INSTRUMEN SKALA SIKAP DAN PENILAIAN BERSKALA
MAKALAH
Diajukan
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Tes
Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga
Disusun Oleh
|
|
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI
KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kita panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, dalam makalah ini kami membahas mengenai “Penyusunan Tes Pengetahuan, Analisis Butir Tes Dan Penyusunan Instrumen
Skala Sikap Dan Penilaian Berskala”
Terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyususnan
makalah ini dan kepada bapak yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah ini.
Akhir
kata besar harapan kami, materi dalam makalah ini dapat memberikan informasi
yang bermanfaat bagi para pembaca.
Tasikamalaya,
November 2015
Tim
penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah..............................................................................
B.
Rumusan Masalah........................................................................................
C.
Tujuan Penulisan..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
Penyusunan Tes
Pengetahuan Dan Analisis Butir Tes.................................
Ø Menyusun
Tes Essay...............................................................................
Ø Menyusun
Tes Obyektif..........................................................................
Ø Analisis
Butir Soaltes Obyektif...............................................................
B.
Penyusunan Instrumen
Skala Sikap Dan Penilaian Berskala.......................
Ø Skala
Likert Dan Skala Thrustone...........................................................
Ø Penilaian
Berskala (Rating Scales)..........................................................
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Penyusunan
tes pengetahuan dalm kegiatan proses pembelajaran penjaskes, merupakan
keterampilan dan kemampuan yang harus dimiliki bagi guru penjskes. Bentuk tes
pengetahuan kepada siswa pada umumnya terdiri dari dua jenis yaitu tes essay
dan tes obyektif.
Apa
yang dimaksud dengan skala? Skala adalah satu set angka-angka yang menyatakan
nilai-nilai terhadap subyek, obyek atau prilaku, dengan tujuan
mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif. Skala digunakan untuk me ngukur
sikap nilai-nilai dan karakteristik lainnya.
Skala
berbeda dengan tes , pengukuran siap dan instrumennya, mengukur mengenai
derajat atau tingkat perhatian yang dimiliki seseorang terhadap suatu
subyek,obyek atau prilaku.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana menyusun tes essay ?
2. Bagaimana
menyususn tes obyektif
3. Bagaimana
cara menganalisis butir soalobyektif ?
4. Apa
yang dimaksud dengan skala likert dan skala thrustone ?
5. Bagiamana
cara penialaian berskala (rating scale) ?
C.
Tujuan
untuk
mengetahui penyusunan tes pengetahuan, analisis butir tes dan penyusunan
instrumen skala sikap dan penilaian berskala.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyususnan
Tes Pengetahuan Dan Analisis Butir Tes
Ø Menyusun Tes Essay
Untuk
mengukur kemampuan pengetahuan siswa, berupa penugasan materi pelajaran masih
ada perbedaan pendapat tentang bentuk tes mana yang patut untuk di pakai apakah
tes essay atau tes obyektif.kedua bentuk tes tersebut bisa kita pakai,
tergantung dari tujuan dari tes itu dan kondisi jumlah siswa yang diukur.
a.
Karakteristik
Tes Essay
Tes
essay menghasilkann jawaban yang membutuhkan pertimbanagn secara subyektif
dalam pemeberian skornya. Tes essay merupakan bentuk tes yang memiliki
ciri-ciri yaitu si penjawab memiliki keleluasaan dalam memberikan jawaban,
sedangkan pemberian skor dari setiap jawaban testee atas dasar pertimbanagn
subyektif dari pemeriksa.
Pemakaian
tes essay diasumsikan mampu mengukur kemampuan yang lebih kompleks dan tingkat
pemahaman yang lebih tinggi. Poleh karena itu kritik dari pemakai tes essay
terhadap tes obyektif yaitu bahwa tes obyektif dianggapnya hanya mengukur
pengetahuan yang dangkal,khususnya berupa fakta-fakta saja. Namun kritik ini
dibantah oleh Baracht dan Hopkins (1970) dari studi mereka mengemukakan bahwa
prestasi testee dalam tes obyektif dan tes essay dalam ini yang sama, keduanya
mengukur faktor yang sama.
Sedangkan
menegenai kelemahan tes essay , dapat di rangkum sebagai berikut:
a. Penilaian
antara penilai yang satu dengan penilai lainnya mungkin tidak ajeg atau
berbeda-beda.
b. Penilaian
dipengaruhi oleh “holo effect”. Maksudnya dalam memberikan penilaian terhadap
krakteristik tertentu dipengaruhi oleh karakteristik lainnya.
c. Penilaian
pekerjaan siswa dipengaruhi oleh penilaian-penilaian siswa sebelumnya.
d. Tulisan
yang kurang jelas akan mempengaruhi hasil penilaian.
e. Tes
essay hanya mengukur sebagian hasil dari penugasan materi karena jumlah soalnya
relatif sedikit. Hal ini menyebabkan akan terjadi faktor kebetulan materi yang
terlibat dalam tes itu sehingga validitasnya rendah.
f. Tes
essay, memerlukan dan membutuhkan waktu yang cukup banyak dalam proses
pemeriksaanya, sehingga dianggap kurang praktis.
Namun
demikian tes essay banyak memiliki keuntungan antara lain:
a. Yang
membuat soal lebih mudah ketimbang menyusun tes obyektif.
b. Penyiapan
penyusunan soal tak banyak memakan waktu.
c. Penggunanaan
tes essay, dapat dihubungkan dengan tipe berfikir yaitu berfikir divergen dan
konvergen. Tes essay ini lebih cocok untuk digunakan mengukur kemampuan berfikir divergen.
d. Tes
essay lebih menojolkan kemampuan yang menghubungkan antara faktor dengan
kemampuan memecahkan masalah.
b.
Perencanaan
Soal
Dalam
merencanakan soal yang akan diberikan kepada siswa, harus diperhatiakn
kesesuaian jumlah soal dengan materi dan tujuan yng ingin dicapai. Oleh karena
pada umumnya jumlah soalnya mat terbatas.selaian daripada itu keseimbangan
alokasi materipun juga harus dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan
jumlah soalnya.
Penentuan
proporsi jumlah soal harus melihat posisi materi tersebut dalam konteks proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Mana materi merupakan kunci untuk menopang
terhadap pencapain tujuan dan mana materi yang merupakan pendudukung dalam
proses pencapaian tujuan. Atas dasar analisis itu maka ditetapkan butir-butir
soal yang akan diujikan kepada siswa, guna mengukur tingkat kemampuan
penguasaan materi tersebut.
Dalam
tes essay ada beberapa tipe dalam penyusunan butir soalnya. Beberapa ahli
mencoba mengembangkan brntuk tipe soal, seperti yang dikemukakan oleh weideman
(1940), ia membedakan ada 11 tipe soal, yaitu (1) apa, siapa, kapan, yang mana,
dimana (2) daftar (3) garis besar (4) memeriksa (5) membedakan (6)
membandingkan (7) menjelaskan (8) mendiskusikan dan membahas (9) mengembangkan
(10) menerangkan dan (11) menilai, ke-11 tipe soal itu merupakan variasi dari
bentuk soal dari tes essay.
c.
Kriteria
Penyusunan Tes Pengetahuan (Tes essay)
1.
Butir-butir tes hsrus
mencankup materi materi-materi yang penting. Materi pokok/penting dalam bahan
ajar itu, harus tercermin dalam butir-butir tes, yang akan diajukan kepada
siswa.
2.
Butir-butir tes harus
dapat memberikan interprestasi yang jelas terhadap informasi yang dikemukakan.
Pengutaraan maslah/soal yang akan ditanyaka harus jelas ruang lingkupnya dn
sasarannya. Sehingga siswa dapat dengan mudah menangkap isi atau makna dari
materi yang ditanyakan , sehingga akan memberikan arah jawaban yang akan dikemukakan oleh siswa
dan siswa memahami tentang dari soal tersebut.
3.
Butir-butir soal, harus
dapat membedakan antara orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui
apa yang akan diukur.
4.
Tes essay harus disusun
dari butir-butir soal yang telah diketahui tingkat kesulitannya.
d.
Beberapa
Petunjuk Teknis Dalam Penyusunan Dalam Menyusun Tes Essay
Beberapa
pengajaran yang dapat dipakai dalam menyususn tes essay, adalah sebagai berikut
;
1.
Berikan penjelasan yang
cukup kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan tes essay.
2.
Buat persoalan yang
menjurus kepada satu persoalan.
3.
Susunlah perencanaan
yang mencakup tentang isi, jumlah waktu, kisi-kisi jawaban.
4.
Jangan menggunakan anak
pertanyaan.
5.
Tentukan bobot skor
bagi setiap soal (misalnya no.1 bobotnya 10, soal no.2 bobotnya 15). Penentuan
bobot berdasarkan tingkat kesulitan dan jenjang kognitif yang akan di ukur.
6.
Berkaitan dengan
penentuan bobot soal, maka kita harus menetapkan skor maksimum dari tes itu.
e.
Cara
mengkoreksi tes essay
1.
Penyiapan kerangka
jawaban bagi setiap soal, agar supaya penilaiannya ajeg bagi jawabannya yang
diberikan oleh siswa satu dengan siswa lainnya pada butir soal yang sama.
2.
Periksa kembali
kerangka jawaban dari setiap soal, jika perlu gunakan buku bahan ajar sebagai
rujukan.
3.
Tenttukan besar skor
dari setiap soal , berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan.
4.
Setelah itu barulah
anda periksa dan nilai hasil pekerjaan siswa.
5.
Dalam memeriksa hasil
pekerjaan siswa , sebaiknya periksa soal
nomor satu dulu dari semua jawaban siswa, baru kemudian soal nomor dua dan
seterusnya.
6.
Jumlah skor dari setiap
butir soal, untuk memperoleh skor total dari setiap siswa, jumlah skor ini
merupakan skor yang diperoleh siswa itu secara keseluruhan dari tes essay.
f.
Cara
menilai hasil belajar
Skor
yang diperoleh dari tes essay dalam bentuk skor kasar, kemudian diolah dengan
pendekatan acuan penilaian yang telah ditetapkan sebelum tes itu di laksanakan.
Dalam penentun nilai hasil belajarb siswa bisa menggunakan penilaian acuan
norma dan atau penilaian patokan.
Langkah-langkah yang
yang harus ditempuh dalam menilai hasil belajar siswa dari bentuk tes essay
adalah sebagai berikut :
1)
Cari nilai rata-rata
dari kelompok siswa tersebut,dengan rumus :
Rumus
:
Contoh
:
Misalkan
hasil dari 5 orang siswa sebagai berikut :
A=20
B=18
C=15
D=17
E=15
Jumlah skor : (20+18+15+17+15)= 85
Nilai rata-rata kelompok, dengan menggunakan
rumus tersebut adalah :
2)
Cari simpangan baku (S)
dari skor-skor tersebut, dengan pendekatan rumus:
Untuk mendapatkan nilai simpangan bakunya
digunakan format/bagan sebagai berikut:
subyek
|
Skor
|
|
|
A
B
C
D
E
|
20
18
15
17
15
|
3
1
-2
0
-2
|
9
1
4
0
4
|
JUMLAH
|
85
|
-
|
18
|
Arti
unsur :
Ø Menyusun Tes Obyektif
1.
Ciri-Ciri
Tes Obyektif
untuk
membedakan antara bentuk tes essay dengan tes obyektif,kita harus menguasai
ciri-ciri setiap bentuk tes. Berdasarkan ciri-cirinya,kita akan mudah memahami
bentuk dari suatu tes, apakah itu bentuk tes essay atau tes obyektif.
Adapun ciri-ciri tes
obyektif adalah:
a.
Si penjawab bekerja
terhadap tugas-tugas yang sudah distruktur secara sempurna.
b.
Testee mencari jawaban
dari pemilihan yang telah disediakan. Jumlah butir soal cukup banyak dan
mengukur materi cukup luas.
c.
Tiap soal dilengkapi
kunci jawaban.
2.
Bentuk
Tes Obyektif
a.
Tipe soal benar salah
b.
Tipe soal pilihan ganda
c.
Tipe soal menjodohkan
d.
Tipe soal isian pendek
(jawaban siangkat)
a.
Tipe
soal benar-salah
Tes benar salah adalah
butir soal atau tugas yang berupa pernyataan yang jawabannya menggunakan
pilihan pernyataan benar atau salah.
Contoh
soal :
1).
B-S : darah terdiri
dari sel-sel darah atau plasma
2).
B-S : ukuran bola
volley 1 x 18 m
Kebaikan :
Keunggulan
dari soal tipe benar-salah yaitu :
1).
Secara relatif mudah disusun dan mencangkup bahan yang luas.
2).
Administrasi pelaksanaantes mudah.
Kelemahan :
1).
Memungkinkan dan mendorong si penjawab untuk menerka-nerka.
2).
Tingkat keterandalan (reliabilitas)bentuk soal ini.
Beberapa
petunjuk praktis dalam penyusunan soal
a.
Hati-hati terhadap kata-kata yang
merupakan petunjuk-petunjuk khusus yang memungkinkan si teruji dengan mudah
mengetahui kemungkinan jawaban.
b.
Hati-hati terhadap istilah-istilah
mengenai tingkatbdan jumlah yang tidak jelass.
c.
Hati-hati terhadap
pernyataan-pernyataan yang negatif.
d.
Hati-hati terhadap pernyataan yang
mengandung lebih dari satu hubungan pengertian.
e.
Jumlah soal hendaknya cukup
banyak.
f.
Jumlah soal yang dijawab dengan
benar dan yang dijawab dengan salah harus seimbang
g.
Urutan soal yang harus dijawab
densgn benar dan harus dijawab salah hendaknya tidak merupakan pola yang tetap.
b.
Tipe Soal Pilihan Ganda
Soal bentuk pilihan ganda ini terdiridari bentuk tubuh soal
yang berupa suatu pernyataan atau suatu pernyataan yang belum lengkap,atau
suatu pernyataan yang diikuti oleh sejumlah kemungkinan jawaban.
Contoh bentuk soal:
1)
Soal yang batang tubuhnya
berbentuk pernyataan
Berapa jumlah sisi kubus ?
A. 5
B. 4
C. 3
D. 6
E.
7
2)
Soal yang batang tubuhnya
berbentuk pernyataan yang belum selesai
Luas lapangan bola voli adalah :
A. 6 x 9 m
B. 9 x 9 m
C. 9 x 18 m
D. 9 x 16 m
E.
8 x 9 m
3)
Soal yang pilihan jawabannya hanya
satu yang benar
Bagaimana bentuk lapangan softball :
A. Empat persegi panjang
B. Segitiga sama sisi
C. Bujur sangkar
D. Jajar genjang
E.
Trapesium
Kelebihan
1.
Lebih fleksibel dan efektif
daripada bentuk soal lainnya.
2.
Bentuk soal ini efektif untuk
mengukur : (a) penguraian, informasi (b) perbendaharaan kata (c)
pengertian-pengertian (d) aplikasi dari prinsip-prinsip (e) kemampuan untuk
mengintrerprestasikan data.
3.
Kemampuan mahasiswa dalam hal
membuat tafsiran, melakukan pemilihan : mendiskriminasikan, menentukan pendapat
dan menarik kesimpulan dapat di ukur dengan sol bentuk ini.
Kelemahan
a.
Soal bentuk ini tidak dapat
mengukur kemampuan mengorganisasikan bahan.
b.
Penyusunan bentuk soal ini lebih
sukar dan banyak memakan waktu.
Beberapa
petunjuk praktis dalam menyusun bentuk soal ini.
a.
Batang tubuh soal harus
benar-benar merumuskan suatu masalah secara jelas.
b.
Masukanlah informasi yang amat
penting ke dalam batang tubuh soal.
c.
Janganlah menambah di dalam batang
tubuh soal kata-kata yang tidak ada hubungannya.
d.
Hendaknya ditekankan hanya ada
satu jawaban yang benar atau yang yang paling benar
e.
Soal-soal yang di maksud untuk
mengukur pengertian, pilihan atau kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip
hendaknya disajikan dalam bentuk uraian.
f.
Hati-hati terhadap
asosiasi-asosiasi yang menentukan.
g.
Hati-hati terhadap hubungan
dinamika yang tidak tepat
h.
Hati-hati terhadap panjang
pendeknya kalimat jawaban.
Hal-hal
bersifat teknis
a.
Pilihlah jawaban yang
salah hendaknya memuat isi masalahnya yang logis
b.
Pilihan jawaban yang
disediakan sedikitnya 4 kemungkinan, atau kalua mungkin 5 atau lebih.
c.
Soal harus realistis
d.
Janagn memberikan
kemungkinan jawaban yang nyatanya salah.
e.
Urutan letak jawaban
yang benar hendaklah tidak merupakan suatu pola hidup tertentu, akan tetapi
bervariasi
c.
Tipe
soal menjodohkan
Dalam
bentuk sosial menjodohkan ini, disediakan dua kelompok bahan dan orang yandg
ditesharus mencari pasangan-pasangan yang sesuai antara bahan yang terdapat
pada kelompok pertama dan yang terdapat pada kelompok kedua.
Contoh bentuk soal:
Kelompok A
.......1. Luas lapangan bola voli.
.......2. jumlah pemain yang bermain
dalam satu team bola basket
.......3. jumlah pemain yang bermain
di satu team sepakbola.
.......4. alat untuk mengukur kekuatan
lengan
.......5. alat untuk mrngukur
endurance.
.......6. speed seseorang pelari
diukur dengan cara.
|
Kelompok B
A. 12
orang
B. 6
orang
C. 9
orang
D. Lari
12 menit
E. 9
x 18m
F. 11
orang
G. Push-up
H. Lari
60 m
I. 9x
|
Kelebihan
1. Soal
bentuk ini merupakan cara yang mantap dan efisien untuk mengukur informasi yang
berbentuk fakta dari suatu pengertian, huungn antara simbol-simbol dengan
campuran tertentu.
2. Soal-soal
bentuk ini dapat disusun dengan mudah.
Kelemahan
Soal
ini sering kali hanya menekankan faktor ingatn saja dan kurang dapat dipakai
untuk mengukur panguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat
tafsiran.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam memperhatiakn dan menyusun soal:
1. Dalam
penyusunan soal bentuk ini,bagian-bagian yang disusun itu harus homogen.
2. Jumlah
pilihan jawaban harus lebioh banyak dari hal yang merupakan pertanyaan.
3. Bagian-bagian
pertanyaan hendaknya pendek-pendek.
4. Bagian-bagian
dari soal itu disusun dalam urutan yang logis.
5. Petunjuk
harus menggambarkan bagaimana penjodohan itu dilakukan dan harus
menyatakanapakah suatu pilihan jawaban dapatdigunakan sekali saja atau lebih
d.
Soal
bentuk melengkapi isian dan jawaban pendek
Kebaikan
1. Mudah
disusun
2. Cocok
untuk mengukur perbendaharaan bahasa,nama-nama, tanggal, tahun,
pengertian-pengertian.
Kelemahannya
Pengertian-pengertian
yang komplek dan aplikasi-aplikasi sukar diukur dengan bentuk soal ini.
Hal-hal yang
diperhatiakan dalam mempersiapkan dan menyusun soal bentuk ini.
1.
Hati-hati terhadap
soal-soal isianyang terbuka.
2.
Titik-titik lebih baik
diletakkan pada ujung pernyataan daripada di depan.
3.
Jika masalahnya
memerlukan jawaban yang berupa angka, nyatakanlah kesatuan-kesatuan tertentu
dari perhitungan itu.
3.
Prosedur
penyusunan teks obyektif
a.
Harus merumuskan tujuan
tes.
b.
Menentukan ruang
lingkup materi tes.
c.
Harus menyusun tabel spesifikasi
atau kisi-kisi.
d.
Menyusun butir-butir
soal.
Ø AnalisButir Soal Tes
Obyektif
A.
Pengertian
Dan Tujuan
Tes
berbentuk obyektif di pergunakan untuk mengukur kemampuan
dasar,kecerdasan,prestasi biasanya terdiri dari beberapa pertanyaan.Tiap-tiap pertanyaan
di sebut butir soal,dan butir-butir soal merupakan unsur daritess.Agar supaya
tes yang di susun itu merupakan tesyang baik dan memenuhi kriteria,maka butir
–butir soal harus merupakan butir-butir soal itu baik atau tidak,maka perlu
dianalisis terlebih dahulu,untuk menganalisis butir-butir soalyang telah di
susun atau dibuat itu dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain yakni
dengan pertimbangan yang logis dan analisis empirik,berdasarkan jawaban
terhadap butir-butir tes tersebut.
Analisis
butir soal adalah suatu prosedur yang sistematis yang akan memberikan
informasi-informasi yang sangat khusus pada butir-butir soal yang di susun.
Menurut
sumarso (1978) tujuan menganalisis butir soal adalah.
1. Untuk
mengkatagorikan butir soal, sebagai butir soal yang baik dan butir soal yang
masih memerlukan penyempurnaan.
2. Untuk
membantu dalam memperbaiki butir-butir soal yang memerlukan penyempurnaan
3. Untuk
memilih butir-butir soal yang baik dalam penyusunan naskah tujuan.
Sedangkan manfaat dan
analisis butir soal terhadap butir-butir soal yang telah disusun, adalah:
1.
Diperolehnya gambaran
tentang keadaan butir-butir soal yang telah disusun.
2.
Dapat diidentifikasi
butir-butir soal yang jelek
3.
Diperoleh beberapa
informasi yang dapat digunakan untuk menyempurnakan butir-butir soal guru guna
kepentingan lebih lanjut.
B.
Cara
menganalisis butir soal tes obyektif
Analisis
butir soal yang disajikan ini adalah analisis butir soal tes obyektif bentuk
tes pilihan ganda (multiple choice) dengan 4 pilihan. Pembatasan ini
dikemukakan agar diketahui bahwa hingga kini baru bentuk tes pilihan gandalah
yang sering di analisis, oleh karena itu sering digunakan dalam ujian semester
maupun ujian akhir dari suatu program.
Sebelum
membicarakan beberapa pengertian dan langkah-langkah sebagaimana cara
menganalisis butir soal, maka perlu diketahui mengenai beberapa tekniknya.
Teknik analisis butir
soal
1.
Indeks
kesukaran
a.
Indeks rata-rata
b.
Indeks kesukaran linear
c.
Indeks davis
d. Indeks
bivariat
2.
Indeks
validitas
a. Indeks
diskriminasi
b. Indeks
korelasi
3.
Indeks
reliabilitas
a. Indeks
korelasi gasal genap
b. Indeks
korelasi belah dua
c. Indeks
korelasi tes-retes
4.
Pola
jawaban
a.
Indeks
Kesukaraan Butir Soal
Soal
yang baik adlah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar, soal
yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal sukar akan menyebakan siswa putus asa dan tidak
semangat untuk mecoba lagi karena jangkauannya.
Bilangan
yang menunjujkan mudah atau sukarnya suatu soaldisebuit indeks kesukaran butir
soal. Indeks kesukraan butir soal ini berkisar antara 0,0 sampai 1,0. Indeks
keskuraan 0,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu sukar, sebaliknya indeks
kesukraan butir soal 1,0 menunjukan bahwa soalnya terlalu mudah.
Jadi
semakin mudah suatu soal , akan semakin besar indeks kesukaran butir soalnya.
Karena itu sebenarnya lebih tepat dikatakan sebagai “indeks kemudahan butir
soal “. Akan tetapi karena telah disepakati bersama bahwa meskipun tinggi
indeks kesukarannya semakin mudah soalnya, tetap dipakai istilah indeks
kesukaraan butir soal.
Adapun
rumusindeks kesukaraan butirsoal adalah sebagai berikut :
b.
Indeks
Diskriminasi (Daya Beda) Butir Soal
Daya
beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara pengikut tes yang
berkemampuan tinggi dengan pengikut tes yang berkemampuan rendah.
Angka
yang menunjukan besarnya daya beda disebut Indeks daya beda atau Indeks
deskriminasi butir soal.Indeks deskriminasibutir soal,berkisar antara ±1.Makin
tinggi indeks deskriminasinya,maka butir tes itu makinbaik.Sebagai gambaran
bahwa indeks deskriminasiitu mencapai + 1,0 ; -1,0 , maka dapat dibandingkan
antara kelompok atas dan kelompok bawah.Kelompok atas adalah siswa yang
memperoleh skor tinggi dan kelompok bawah para siswa yang memperoleh skot
rendah.Penjelasan pembagian kelompok atas dan bawah akan di bahas sendiri.
Jika seluruh kelompok dapat menjawab suatu
soal dengan benar,sedangkan seluruh kelompok bawah menjawab salah,maka soal
tersebut mempunyai indeks daya beda yang paling kecil,yaitu 1,0.Tetapi jika
siswa kelompok atas dan kelompok bawah sama-sama menjawab benar atau sama-sam
salah,mka soal tersebut mempunyai indeks daya beda : 0,0 karena tidak mempunyai
beda daya sama sekali.
Jika sutau soal,indeks daya bedanya
menunjukan angka negatif,sebaiknya soal-soal tersebut dibuang saja.Sebab angka
negatif menunjukan bahwa soal-soal tersebutb memiliki daya beda yang terbaik
yaitu kelompok atas (pandai) malah tidak dapat mengerjakan soal
tersebut,sedangkan kelompok bawah dapat mengerjakan dengan betul.
Adapun
rumus indeks daya beda butir soal adalah sebagai berikut :
Keterangan
:
D =Indeks daya beda atau indeks diskriminasi
butir soal
JA
=Jumlsh peserts kelompok atas
JB
=Jumlah peserta kelompok bawah
BA=
Banyaknya kelompok atas yang menjawab butir soal dengn benar
BB=Banyak
kelompok bawah yang menjawab butir soal dengan benar
PA=Proporsi
peserta kelompok atas yang menjawab benar(P= indeks kesukaran butir soal)
PB=
Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Langkah-langkah untuk
mencari atau menghitung indeks daya beda butir soal adalah sebagai berikut :
a.Menyusun
ranking hasil tes itu secara keseluruhan,mulai dari sekor yang tertinggi sampai
skor terendah.
b.Cara
menentukan kelompok atas dan kelomopok ,dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Untuk
Sampel Kecil
Seluruh kelompok tes dibagi dua sama
besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Dengan cara seluruh pengikut
dideretken mulai dari pengikut yang mendapatkan skor teratas sampai pengikut
yang mendapatkan skor teratas samapi pengikut yang mendapatkan skor paling
bawah.kemudian dibagi dua sama besar. Atau dengan menggunakan median, dengan
median ini peserta yang mendaptkan skor di atas median, dengan median ini
peserta mendapatkan skor di bawah median digolongkan kelompok bawah.
b) Untuk
Sampel Besar
Mengingat biaya, tenaga dan waktu untuk
analisis, maka untuk kelompok besar biayanya untuk menetapkan peserta tes
sebagai kelompok atasdan kelompok bawah, hanya diambil 27% skor teratas sebagai
kelompok atas dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah. Caranya : ambilah
satu per satu pekerjaan peserta tes dari yang memperoleh skor tinggi kebawah
sampai diperoleh sebanyak 27% dari seluruh pserta tes.Demikian juga ambilah
satu pekerjaan peserta tes dari yang memperoleh skor terendah ke atas sampai
diperoleh 27% dari seluruh peserta tes.
c) Indeks Reliabilitas Tes
Reliabilitas
adalah suatu keajegan ( ketetapan/kemantapan) suatu alat pengukur yang bila
alat pengukur tersebut ( dalam hal ini tes ) dipergunakan untuk mengukur,
selalu memberikan hasil ajeg (tetap/mantap).
Pengertian
reliabilitas tes ini menyangkut pertanyaan : sampai seberapajauh pengukuran
yang dilakukan berulang-ulang terhadap tester atau sekelompok peserta tes yang
sama, memberikan hasil yang relatif tidak mengalami perubahan. Bila hasil-hasil
pengukuran itu dapat selalu sama, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur atau
tes itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.
Angka
yang menunjukan besarnya reliabilitas tes disebut indeks reliabilitas tes atau
kodefisien korelasi tes. Koefisien adalah hasil perhitungan yang biasanya
deberi simbol “T”.
d) Pola Jawaban Butir Soal
Yang
dimaksud dengan pola jawaban butir soal adalah distribusi testee dalam hal
menentukan jawaban pada tes bentuk pilihan ganda. Pada jawaban butir soal
diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih pilihan jawaban
(alternatif) : A, B,C,D atau yang tidak memilih pilihan manapun disebut omit
atau disingkat “O’.
e) Realibilitas Tes
Realibilitas
adalah derajat atau keajegan suatu tes atau alat pengukur, yang apabila tes itu
(alat ukur) itu dipergunakan hasilnya memberikan keajegan atau kemantapan.
Ukuran
tinggi rendahnya derajat keterandalan sutu tes disebut indeks reliabilitas yang
digambarkan melalui koefisien korelasi dari tes itu. Besarnya indeks
reliabilitas berkisar antara-1,0 sampai
+ 1,0. Apabila hubungan itu sempurna dan searah, maka nilai indeks reliabilitas
adalah (Γ) =1,0 sedangkan apabila itu sempurna tetapi berlawanan arahnya maka
nilai indeks reliabilitasnya (Γ)= -1,0. Bila (Γ) itu = 0,0 maka berarti tidak adabubungandari
kedua variabel tersebut.
Adapun
rumus indeks reliabilitas tes atau koefisien tes adalah dari kedua variabel
tersebut.
.
B. Penyusunan Instrumen
Skala Sikap (Attitude Scales) Dan Penilaian Berskala (Rating Scales)
Ada empat skala tetap yang sering
digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap subyek , obyek atau
prilaku,yaitu :
1.
Summated Rating Scales
(Likert Scales)
2.
Equal-Spearing Scales
(Thrustone Scales)
3.
Cummulative Scales
(Guttman Scales)
4.
Sematiuc Differential
Scales
Dalam
naskah ini, yang dipaparkan hanya skala likert dan skala Thrustone saja.
a. Skala Likert ( Summated Rating Scales )
Suatu
skala untuk menilai sikap seseorang terhadap suatu topik . cara memberikan
nilai terhadap suatu pernyataan dari suatu topik. Dilakykan dengan menyatakan
sikapnya itu ke dalam lima alternatif pilihn jawabn yaitu:
1.
Sangat setuju
2.
Setuju
3.
Tiada pendapat
4.
Tidak setuju
5.
Sangat tidak setuju
Skala
likert disusun dari sejumlah pernyataan-pernyataan tentang suatu obyek ,
sebagian dari pernyataan itu mengekpresikan sikap yang menyenangkan dan
sebagian lagi pernyataan-pernyataan itu tidak menyenangkan.
Pemberian
bobot skala skor pada setiap kategori pernyataan tes, dilakukan dengan
pemberian bobot, terhadap lima alternatif pilihan jawaban yaitu :
a.
Untuk pernyataan yang
positif pemberian bobot pada setiap alternatif jawaban yaitu : 5, 4, 3, 2, 1.
Jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju deberi skor 5, setuju diberi skor
4, tiada pendapat diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, sanat tidak setuju
diberi skor 1.
b.
Untuk pernyataan yang
negatif, pemberian bobot skor pada setiap alternatif pilihan jawaban, dengam
urutan : 1, 2, 3, 4, 5 untuk alternatif pilihan jawaban sangat setuju diberi
skor 1, setuju diberi skor 2, tiada pendapat 3, tidak setuju 4, sangat setuju
diberi 5.
Contoh
saampel pernyataan pada sikap terhadap mata pelajaran Matematika.
NO
|
Pernyataan
|
JAWABAN
|
|||||
SS
|
S
|
N
|
TS
|
STS
|
|||
1.
|
Matematika merupakan mata pelajaran yang saya
senangi disekolah
|
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
|
2.
|
Saya tidak suka matematika dalam bentuk apapun
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
b. Skala Thrustone
pada
skala Thurstone dalam menilai sikap tentang suatu topik melalui
pernyataan-pernyataan , yang berindikasi mulai dari sangat menyenangkan-
netral- sangat tidak menyenangkan. Rentang kategori nilai skor setisp
pernyataan terdiri dari 11 kategori., yaitu :
A B C D E
F G H
I J K
1 2
3 4 5 6 7 8 9 10 11
KETERANGAN
:
1
– 4 = menyenangkan
5
– 7 = netral
8
– 11 = tidak menyenangkan
Analilisi
skala butir nilai butir-butir pernyataan :
a. Tentukan
jumlah penilai dari setiap kategori untuk setiap penyataan
b. Tentukan
skala nilai dari setiap pernyataan dengan pendekataan statistika dengan rmusu
median
c. Mebcari
nilai median dari setiap butir penyataan. Nilai inilah merupakan nilai skala (
scale value ) dari pernytaan itu.
Contoh
: cara mencari skala nilai (scale value ) pernyataan.
kategori
|
Kategori nilai
|
Penilai (responden)
|
D
C
B
A
|
4
3
2
1
|
16
32
28
4
|
JUMLAH
|
|
80
|
Median
= 2,5+
(Rumus Median)
=2,5 + (8/32) 1
= 2,5+0,25 =2,75
nilai
median 2,75 merupakan skala nilai untuk pernytaan no 1, nilai 2,75ini,
merupakan nilai skala ( scale value ) dari butir pernyataan tersebut pada
posisi nilai positif-negatif kontinu.
Untuk
mencarai nilai skala, butri-butir pernyataan lainny,dilakukan dengan cara
perhitungan sepeerti di atas, sehinnga semua butir-butir pernyataan pada skala
sikap tersebut, dapat diketahuinilkai skalanya.
Untuk
menentukan skor skala sikap terhadap suatu obyek , dilakuakan dengan cara
mencari nilai rata-rata, dari nilai skala butir-butir pernyataan yang terdapat
pada skala siakp tersebut.
Perbandingan Skala
Likert Dengan Skala Thrustone
Skala
Likert dan Thrustone banyak memiliki berbagai keuntungan. Skala Likert
penyusunan sederhana dan dari beberapa studidi jumpai lebih reliabel.
Keuntungan utama dari skala Thrustone, yaitu lebih banyak memiliki
intreprestasi secfara absolut terhadap skala skornya, sedangkan skala likert
dalam menginterprestasikan skala skornyabersifat relatif. Skala likert dalam
membuat rangking individu mengenai sikap menyenangkan terhadap suatu obyek ,
memiliki ketebatasan dalam informasi mengenai rasa senang daripada lainnya.
Ø Penilaian Berskala
(Rating Scales)
Penilaian berskala , cocok digunakan
untuk menilai prilaku seseorang atau performance. Tipe penilaian ini dilakukan
dalam bentuk point yang tersebar secara continues atau dalam bentuk katagori
yang didiskripsikan karakteristiknya dan setiap katagori.
Salah satu tipe penilaian skala berbentuk
‘Grafic Scale’. Dimana sipenilai menuliskan tanda silang (X) atau (V) paling
sesuai pada point yang terletak secara horizontal mulai dari prilaku ekstrim
lsinnys ( dari yang terendah ke yang tinggi ).
Penilai dapat pula menepatkan tanda check
(V), pada point-point yang terletak pada garis yang kontinu, cara ini disebut
“Numerical Rating Scale”
Tipe yang kedua rating scale yaitu
catagory scale. Banyaknya katagori pada umumnya berkisar 5 – 7 katagori. Tiap
katagori memiliki krakteristik tersendiri dari suatu obyek yang akan dimiliki.
Rating Scale, sering pula digunakan untuk
memulai keterampilan pada cabag olahraga beregu dan hasil penilaian ini
dapatdigunakan untuk menyususn ranking para pemain dari cabang olahraga
beregu,misalnya cabang olahraga sepakbola, bola voli, hoki, bola tangan dan
sebagainya. Selain dari itu data dari hasil penilaian berskala , dapat
digunakan untuk melengkapi hasil penilaian yang diperoleh dari tes obyektif.
Dalam olahraga beregu banyak aspek yang
tak dapat di ukur secara obyektif, misalnya dalam cabang olahraga bola basket,
yaitu :
a. Kemampuan
seseorang mencegat bola yang dioperkan.
b. Melakukan
blik terhadap orang yang menembak ke keranjang.
c. Menerima
bola dari hasil rebound.
Dengan menggunakan rating scale , maka
aspek-aspek tersebut dapat diamati dan dicatat. Data tersebut dapat digunakan
untuk melengkapi dalam penilaian performance seseorang dalam cabang olahraga
tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Tes
essay, merupakan salah satu bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan
kognitif dengan menekankan kepada pengukuran daya nalar.
Tes
obyektif terdiri dari beberapa tipe yaitu : tipe soal benar salah,pilihan
ganda, menjodohkan, dan tipe soal isian pendek.
Analisis
butir soaldapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cra pertimbanagan yang
logis dan cara anlisis empirik .
Skala
adalah satu set angka-angka yang menyatakan nilai-nilai terhadap subyek, obyek
atau prilaku, dengan tujuan mengkuantifikasikan pengukuran kualitatif. Skala
digunakan untuk me ngukur sikap nilai-nilai dan karakteristik lainnya.
Penilaian berskala ,
cocok digunakan untuk menilai prilaku seseorang atau performance. Tipe
penilaian ini dilakukan dalam bentuk point yang tersebar secara continues atau
dalam bentuk katagori yang didiskripsikan karakteristiknya dan setiap katagori.
DAFTAR PUSTAKA
Narlan, Abdul, ( 2015), Tes Dan Pengukuran Pendidikan Olahraga,
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi,Universitas Siliwangi.
No comments:
Post a Comment