MAKALAH
STUDYTOUR
“
JOGJA DAN SOLO “
Disusun
Oleh :
rendi
sma
n 3 tasikmalaya
2014
LEMBAR
PENGESAHAN
Oleh;
Guru
Pembimbing
Dra.
Heni Herliani,S.Pd.
Guru
Mata Pelajaran
Ai Hernawati,S.Pd.
Mengetahui,
Kepala
Sekolah
Dadan
Ramdani,ST.
Wakasek
Urs. Kesiswaan
Ai
Hernawati,S.Pd.
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
wr.wb
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah berkenan memberi petunjuk dan
kekuatan kepada kami sehingga makalah Studytour “ Jogja dan Solo “ dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun dan dibuat
berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi bertujuan agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa dalam belajar. Serta siswa juga dapat memahami
nilai-nilai dasar yang direflesikan dalam berfikir dan bertindak.
Mudah-mudahan dengan mempelajari
makalah ini, para siswa akan mampu menghadapi masalah-masalah atau
kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar. Dan dengan harapan semoga siswa
mampu berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki.
Penyusun
Candi Borobudur
Borobudur adalah
sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,
Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya
Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah
barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut
agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa
Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,
sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.
Monumen ini
terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan
aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha
terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah
sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72
stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila
dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra
mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini
merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan
Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia
beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai
ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar
candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil
terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi
Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa
nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak
berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong
dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang
terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut
bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam.
Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir
Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal
Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya
penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975
hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs
bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Borobudur
kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha
yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk
memperingati Trisuci Waisak.
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Sejarah
Niat
untuk mendirikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) telah ada sejak
lama. Prof. Dr. Kahar Muzakkir dalam berbagai kesempatan melemparkan gagasan
perlu didirikannya Universitas Muhammadiyah. Ketika Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Majelis Pengajaran meresmikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1960, secara eksplisit piagam pendiriannya
mencantumkan FKIP sebagai bagian dari Universitas Muhammadiyah. Barulah pada
bulan Maret 1981, melalui perjuangan yang keras beberapa aktivis Muhammadiyah
seperti Drs. H. Mustafa Kamal Pasha, Drs. M. Alfian Darmawam, Hoemam Zainal,
S.H., Brigjen. TNI. (Purn.) Drs. H. Bakri Syahid, K.H.Ahmad Azhar Basir, M.A.,
Ir.H.M.Dasron Hamid, M.Sc., H.M. Daim Saleh, Prof. Dr. H. Amien Rais, M.A.,
H.M.H. Mawardi, Drs. H. Hasan Basri, Drs. H. Abdul Rosyad Sholeh, Zuber Kohari,
Ir. H. Basit Wahid,H Tubin Sakiman yang gigih mencari Mahasiswa serta didukung
oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah saat itu, K.H. A. R. Fakhrudin dan Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY H. Mukhlas Abror, secara resmi didirikan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, yang kemudian berkembang hingga saat ini.
Pada
awal berdirinya, rektor UMY dipercayakan kepada Brigjen. TNI (Purn) Drs. H.
Bakri Syahid, yang saat itu sudah selesai masa tugasnya sebagai Rektor IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Rektor periode berikutnya dipercayakan kepada Ir. H.
M. Dasron Hamid, M.Sc. Akan tetapi karena proses permintaan izin menteri belum
selesai, maka ditunjuk seorang sesepuh Muhammadiyah, H. M. H Mawardi, menjadi
rektor. Setelah turun izin menteri, ditetapkan kembali Ir.H.M. Dasron Hamid,
M.Sc. manjadi rektor UMY.
Tujuan
Terwujudnya
sarjana muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan
Tujuan
khusus
· Menguasai,
mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai oleh
nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika yang bersumber pada ajaran Islam
serta memupuk keIkhlasan, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar yang relevan
dengan kebutuhan pembangunan bangsa;
· Melaksanakan
program pendidikan Ahli Madya, Sarjana, Pascasarjana dan Profesi yang
menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja baik nasional maupun
internasional
· Menghasilkan
penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada tingkat nasional dan
internasional;
· Mengembangkan
kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-nilai Islam yang
menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan tanggap
terhadap perubahan;
· Menciptakan
iklim akademik/academic atmosphere yang dapat menumbuhkan pemikiran-pemikiran
terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;
· Menyediakan
sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku kepentingan/ stakeholders;
· Menyediakan
sumberdaya dan potensi universitas yang dapat diakses oleh perguruan tinggi,
lembaga-lembaga pemerintah swasta, industri, dan masyarakat luas untuk
mendukung upaya-upaya pengembangan bidang agama Islam, sosial, ekonomi,
politik, hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di Indonesia;
· Mengembangkan
jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional maupun internasional
untuk memajukan pendidikan, penelitian, manajemen dan pelayanan;
· Menghasilkan
lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan moralitas yang islami dalam
konteks kehidupan individual maupun sosial.
Fakultas
Saat
ini UMY memiliki 8 fakultas, yaitu :
·
Fakultas Agama Islam
·
Fakultas Ekonomi
·
Fakultas Hukum
·
Fakultas Isipol
·
Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan
·
Fakultas Pertanian
·
Fakultas Teknik
·
Fakultas Pendidikan Bahasa
·
Program Vokasi/Politeknik UMY (D III)
Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta :
·
Program Studi Magister Manajemen
·
Program Studi Magister Studi Islam
·
Program Studi Magister Ilmu
Pemerintahan
·
Program Studi Magister Manajemen
Rumah sakit
- Program
Studi Magister Keperawatan
- Program
Studi Magister Ilmu Hubungan Internasional
- Program
Doktor
Taman Pintar
Sejarah
Sejak
terjadinya ledakan perkembangan sains sekitar tahun 90-an, terutama Teknologi
Informasi, pada gilirannya telah menghantarkan peradaban manusia menuju era
tanpa batas. Perkembangan sains ini adalah sesuatu yang patut disyukuri dan
tentunya menjanjikan kemudahan-kemudahan bagi perbaikan kualitas hidup manusia.
Menghadapi
realitas perkembangan dunia semacam itu, dan wujud kepedulian terhadap
pendidikan, maka Pemerintah Kota Yogyakarta menggagas sebuah ide untuk
Pembangunan "Taman Pintar". Disebut "Taman Pintar", karena
di kawasan ini nantinya para siswa, mulai pra sekolah sampai sekolah menengah
bisa dengan leluasa memperdalam pemahaman soal materi-materi pelajaran yang
telah diterima di sekolah dan sekaligus berekreasi. Dengan Target Pembangunan
Taman Pintar adalah memperkenalkan science kepada siswa mulai dari dini,
harapan lebih luas kreatifitas anak didik terus diasah, sehingga bangsa
Indonesia tidak hanya menjadi sasaran eksploitasi pasar teknologi belaka,
tetapi juga berusaha untuk dapat menciptakan teknologi sendiri.
Bangunan
Taman Pintar ini dibangun di eks kawasan Shopping Center, dengan pertimbangan
tetap adanya keterkaitan yang erat antara Taman Pintar dengan fungsi dan
kegiatan bangunan yang ada di sekitarnya, seperti Taman Budaya, Benteng
Vredeburg, Societiet Militer dan Gedung Agung. Relokasi area mulai dilakukan
pada tahun 2004, dilanjutkan dengan tahapan
·
Pembangunan
Tahap I adalah Playground dan Gedung PAUD Barat serta PAUD Timur, yang
diresmikan dalam Soft Opening I tanggal 20 Mei 2006 oleh Mendiknas, Bambang
Soedibyo.
·
Pembangunan
Tahap II adalah Gedung Oval lantai I dan II serta Gedung Kotak lantai I, yang
diresmikan dalam Soft Opening II tanggal 9 Juni 2007 oleh Mendiknas, Bambang
Soedibyo, bersama Menristek, Kusmayanto Kadiman, serta dihadiri oleh Gubernur
DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
·
Pembangunan
Tahap III adalah Gedung Kotak lantai II dan III, Tapak Presiden dan Gedung
Memorabilia.
Dengan selesainya tahapan
pembangunan, Grand Opening Taman Pintar dilaksanakan pada tanggal 16 Desember
2008 yang diresmikan oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono
Makna Logo
Kembang
api adalah simbolisasi dari intelegensi dan imajinasi. Dalam bahasa Jawa,
kembang api menggambarkan MLETHIK = PINTAR = PADHANG MAK BYAAR =
PINTAR. Kembang api merupakan sesuatu yang menyenangkan, menghibur, sesuai
dengan visi Taman Pintar sebagai wahana ekspresi, apresiasi dan kreasi sains
dalam suasana yang menyenangkan.
Gambar
logo yang muncul ke luar mengandung makna Outward Looking, selalu
melihat ke luar untuk terus belajar mengikuti dinamika perubahan di luar
dirinya. Gambar logo tampak seperti matahari mengandung makna menyinari
sepanjang masa. Jari jemari kembang api melambangkan keselarasan antara INTELEGENSI
dan SOCIAL LIFE, diharapkan pengguna Taman Pintar mempunyai IQ,
SQ, dan EQ.
Efek
perspektif adalah simbolisasi "sesuatu yang tinggi", CITA-CITA, pengharapan
bahwa Taman Pintar akan membantu generasi muda Indonesia, khususnya Yogyakarta
dalam meraih cita-citanya. Miring ke kanan sebagai visualisasi pergerakan ke
arah yang lebih baik. Warna gabungan HIJAU-BIRU melambangkan PERTUMBUHAN TAK
TERBATAS.
Keraton Solo
Puro Mangkunagaran
Puro Mangkunegaran
adalah istana tempat kediaman Sri Paduka Mangkunegaran di Surakarta dan
dibangun setelah tahun 1757 dengan mengikuti model keraton yang lebih kecil.
Secara arsitektur bangunan ini memiliki
ciri yang sama dengan keraton, yaitu pada pamedan, pendopo,pringgitan, dalem da
kaputran, yang seluruhnya dikelilingi oleh tembok yang kokoh.
Pura ini dibangun setelah Perjanjian
Salatiga yang mengawali pendirian Praja Mangkunegaran dan dua tahun setelah
dilaksanakannya Perjanjian Giyanti yang isinya membagi pemerintahan Jawa
menjadi Kasultanan Yogyakarta dan Kasunannan Surakarta oleh VOC ( Kompeni )
pada tahun 1755. Kerajaan Surakarta terpisah setelah Pangeran Raden Mas Said
terus memberontak pada VOC dan atas dukungan sunan mendirikan kerajaan sendiri
tahun 1757. Raden Mas Said memakai gelar Mangkunegoro I dan membangun wilayah
kekuasaannya di sebelah barat tepian Sungai Pepe ( Kali Pepe ) di pusat kota
yang sekarang bernama Solo.
Seperti bangunan utama Keraton Surakarta
dan Keraton Yogyakarta, Puro Mangkunegaran mengalami beberapa perubahan selama
puncak masa pemerintahan colonial belanda di Jawa Tengah. Perubahan ini tampak
pada ciri dekorasi Eropa yang popular saat itu.
Museum Dirgantara
Museum
Pusat TNI AU Dirgantara Mandala
Museum Pusat TNI AU atau "Dirgantara Mandala"
adalah museum yang digagas oleh TNI AU untuk mengabadikan peristiwa bersejarah
dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks pangkalan udara Adi Sutjipto
Yogyakarta, museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang Bukit,
Jakarta dan diresmikan pada 4 April 1969 oleh Panglima AU Laksamana Roesmin
Noerjadin lalu dipindahkan ke Yogyakarta pada 1978.
Museum
ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah.
Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang
kebanyakan berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan,
diantaranya:
Koleksi
Museum
·
Pesawat PBY-5A (Catalina).
·
Replika pesawat WEL-I RI-X (pesawat
pertama hasil produksi Indonesia)
·
Pesawat A6M5 Zero Sen buatan Jepang.
·
Pesawat pembom B-25 Mitchell, B-26
Invader.
·
Helikopter 360 buatan AS.
·
Pesawat P-51 Mustang buatan AS.
·
Pesawat KY51 Cureng buatan Jepang.
·
Replika pesawat Glider Kampret buatan
Indonesia.
·
Pesawat TS-8 Dies buatan AS.
·
Pesawat Mig-16 buatan Russia.
Salah satu
koleksi yang sangat penting dalam sejarah cikal bakal TNI AU adalah replika
pesawat Dakota C-47 dengan nomor seri VT-CLA yang ditembak jatuh oleh Belanda
di daerah Ngoto, Bangunharjo, Sewon Bantul pada tanggal 29 Juli 1947. Jatuhnya
pesawat tersebut menewaskan para pionir Angkatan Udara, antara lain
Komodor Muda Udara Adisutjipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrahman Saleh,
serta Opsir Muda Udara I Adisumarmo Wirjokoesoemo.
MALIOBORO
Jl. Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan di kota
Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos
Yogyakarta. Secara keseluruhan terdiri dari Jl. Pangeran Mangkubumi, dan Jl.
Jend. A. Yani. Jalan ini merupakan poros garis Imajiner Keraton Yogyakarta.
Pada
tanggal 20 Desember 2013, pukul 10.30 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X nama dua
ruas jalan Malioboro dikembalikan ke nama aslinya, Jalan Pangeran Mangkubumi
menjadi Margoutomo, dan Jl. Jend.A. Yani menjadi jalan Margomulyo.
Terdapat
beberapa objek bersejarah di kawasan tiga jalan ini antara lain Tugu
Yogyakarta, Stasiun Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg,
dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.
Jalan
Malioboro juga terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan
kerajinan khas jogja dan warung-warung lesehan di malam hari yang menjual
makanan gudeg khas jogja serta terkenal sebagai tempat berkumpunya para seniman
yang sering mengekspresikan kemampuan mereka seperti bermain musik, melukis,
pantomime,dll. Di sepanjang jalan ini.
KATA
PENUTUP
Demikian
yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami
banyak berharap para pembaca yang budiman bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi kami
khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Penyusun
No comments:
Post a Comment